All Night Long

thedeepinside
3 min readJun 16, 2024

I wanna get real close to you
I wanna get you in the mood

All the things you want to do
Just relax and I’ll take care of you
And anytime you want me
I’m sayin’ that I love you every day
And I know that you love me, baby, admit it

Alunan lagu milik Mary Jane sudah bersenandung ketika Abyaksa sampai di kediaman Jelitha. Ini kali pertama Abyaksa memasuki unit apartemen sang gadis, walaupun sudah sering datang kemari untuk mengantar jemputnya, tapi belum pernah ia pijakan kakinya disini.

Ruangan dengan cat serba putih dihiasi beberapa lukisan bergaya kontemporer di dindingnya. Vas keramik ala chinoiserie berisikan bunga sedap malam tertata rapi di tengah meja, wanginya semerbak tercium di seluruh ruangan. Dari ketinggian lantai 17 ini, dapat terlihat jelas pemandangan lampu gedung-gedung tinggi di daerah Sudirman dari jendela ruang tengah. What a good view Jelitha, batin Abyaksa.

Setelah mempersilahkan Aby untuk duduk, Jelitha langsung memfokuskan dirinya di dapur, menyiapkan makan malam mereka katanya. Atau mencoba untuk menghindari Aby? Aby tetap diam belum memulai percakapan. Ingin memastikan Jelitha merasa nyaman terlebih dahulu.

Sedari tadi Aby berdiri di belakang kitchen bar memperhatikan gerak gerik Jelitha. Tangan kecil itu tampak masih gemetar. Walau begitu tetap Jelitha paksakan untuk memotong bahan-bahan. Aby yakin pasti setengah mati Jelitha berusaha agar pegangan tangannya bisa kuat.

“Litha, jangan dipaksa.” Dengan lembut Aby mengambil alih pisau yang ada di genggaman Jelitha, dan melanjutkannya hingga potongan terakhir. Dapat Aby lihat dari ujung matanya, Jelitha menggenggam kedua tangannya sembari mengusap-usap berusaha meradakan rasa gemetarnya.

“Ini udah semua, Tha?”

“Udah semua, By.”

“Oke, ayo kita makan.”

Aby mempersilahkan Jelitha untuk duduk menunggu di meja makan, sedangkan ia dengan gesit menata semua makanan di meja. Dihadapan mereka sudah tersaji cah kangkung, cumi goreng, dan tak tertinggal aneka gorengan yang Jelitha masak tadi.

Jelitha berusaha menuangkan teh ke cangkir Aby, walaupun tangannya gemetar dan sedikit kesusahan tapi ia berhasil. “Sini biar aku aja, Tha.” Aby mengambil teko berisi teh tubruk itu, dan berganti menuangkannya ke cangkir milik Jelitha.

“Teh solo ya?” Ucap Aby setelah mencium aroma teh di cangkirnya.

“Iya, teh racikan solo. Kayak di rumahmu, kan?”

“Iya, mirip tehnya ibu. Kalau nggak salah racikannya pakai beberapa jenis teh ya?”

“Biasanya pakai lima atau enam jenis teh. Pokoknya minimal pakai tiga jenis. Kamu tahu enggak aku ini pakai berapa?”

Aby meminum teh di cangkirnya. Wajahnya terlihat berpura-pura sedang berpikir ada berapa jenis teh yang Jelitha gunakan.

“Hmmm, pakai empat?”

“Aku pakai tujuh macem teh.”

“Hah?! Banyak banget? Katanya cuman enam?”

“Hahahahaha iyaa! Soalnya aku suka kalau rasa sepetnya kenceng, jadi aku tambahin satu merk lagi.”

Melihat Jelitha tertawa seperti ini, Aby sudah merasa lega tidak ada yang perlu ia khawatirkan lagi.

Semuanya memang membutuhkan proses, walau di awal pertemuan mereka terasa canggung dan kaku. Tapi perlahan-lahan Jelitha mulai menunjukkan sisi dirinya yang asli.

Aby jelas paham akan itu. Setelah semua hal buruk yang menimpa Jelitha akhir-akhir ini, ia tidak ingin memaksakan kehendaknya kepada Jelitha. Walau rasa rindu sudah membendung, tapi Aby tetap menahan diri untuk tidak menganggu Jelitha. Biarkan Jelitha menikmati waktunya sendiri sampai merasa lebih baik. Hingga akhirnya kemarin saat Jelitha yang mengajaknya terlebih dahulu untuk bertemu. Rasa senang dan syukur memenuhi hati Aby.

Tak dikira pembahasan ringan mengenai teh solo yang merupakan kesukaan mereka berdua, ternyata bisa membuat Jelitha merasa lebih nyaman dan terbuka untuk memulai berbicara.

Aby rela jika diminta menghabiskan waktunya hanya untuk duduk dan memperhatikan Jelitha bercerita sekarang. Sudah lama ia tidak mendengarkan suara lembut ini bercerita membahas segala macam hal yang bisa mereka obrolkan. Biarlah malam ini berlangsung panjang untuk dapat mendengarkan tawa riang gembira milik Jelitha lagi.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

thedeepinside
thedeepinside

No responses yet

Write a response