pause.

Give me just a moment
I’m so grown now
In my own apartment
Cooking my own dinner
Spaghetti for one
Though I’m getting older
My life has just begun
Air sudah mendidih, menandakan spaghetti yang sedang ia rebus sudah matang. Tapi ia hiraukan. Sedari tadi ia hanya fokus menatap keluar jendela apartemennya. Entah apa yang ia lihat.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Jelitha baru saja kembali ke apartemennya sekitar 20 menit yang lalu. Ini hari yang melelahkan untuknya. Rasanya untuk bergerak dan mematikan kompor saja sangat susah.
Ia tidak yakin, apakah menu spaghetti bolognese yang ia masak sekarang ini bisa disebut sebagai makan malam? Atau makan siang?
Sudahlah, jangan tanyakan hal itu pada Jelitha. Yang bisa ia ingat dengan jelas, hanya saat ia menyeduh kopi hitam pagi ini ketika meeting bersama client.
Seharusnya, hari ini berjalan dengan baik seperti hari-hari sebelumnya. Seperti apa yang sudah Jelitha persiapkan di dalam journal book miliknya pagi ini.
Semua berjalan lancar, sebelumnya akhirnya secara tiba-tiba Bu Wanda absen dari meeting dengan vip client tadi pagi. Ini memang bukan pertama kalinya, tapi kali ini Jelitha tidak memiliki persiapan apa-apa.
Miskomunikasi dengan client tersebut terjadi begitu saja. Kemudian semua kejadian buruk ini terjadi sangat cepat. Rasanya, ia tidak diberi waktu untuk memproses semua ini.
Sudahlah, ini bukan sepenuhnya salah Bu Wanda. Ia juga harusnya bisa lebih bersiap diri dan selalu update, untuk mengantisipasi situasi seperti ini akan datang lagi.
Mau sebagaimana kerasnya berusaha menyalahkan orang lain atau keadaan. Pada akhirnya, ia hanya akan menyalahkan dirinya sendiri. Yang murni kesalahannya atau hanya pelampiasannya. Karena pada akhirnya, ia yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan semuanya.
Ia santap spaghetti yang ada di piringnya dengan sekenanya. Sambil mendengarkan alunan lagu slow down milik Laufey, yang ia harap bisa menaikkan suasana hatinya.
Tidak, ia salah.
Jelitha terkekeh, haduh…rasanya seperti ditertawakan oleh lagu yang sedang ia dengarkan. Apakah lagu ini memang diciptakan untuknya? Kebetulan macam apa ini?
Tinggal di apartemennya seorang diri.
Memasak makan malamnya sendiri.
Satu porsi spaghetti untuk ia nikmati sendiri.
Jika Jelitha kecil melihatnya saat ini, ia pasti akan sangat gembira. Ini semua adalah bayangan menjadi dewasa yang Jelitha kecil semogakan.
Pindah ke kota besar, tinggal di apartemennya sendiri. Menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Bebas memasak apa saja yang ia mau. Serta sepuasnya menikmati makanannya, tanpa takut diminta oleh sang kakak.
Jelitha tersadarkan, ternyata sekarang ia sudah berhasil hidup seperti yang ia bayangkan ketika masih kecil.
Aku sudah dewasa sekarang.
Oh, kenapa cepat sekali? Sepertinya baru kemarin Jelitha belajar menaiki sepeda dan berhasil berkeliling menaikinya disekitar rumah.
Rasanya,
hidupku baru saja dimulai.
Meskipun aku semakin bertambah tua, tapi aku rasa baru saja memulai semuanya.
Apakah ia tertinggal ? Apa ia memulai semuanya terlambat? Atau memang ia tidak bisa memahi konsep seberapa cepatnya dunia berjalan?
Ia hanya ingin diberikan waktu sebentar saja. Waktu untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, dan kembali memproses realita.
Ia hanya ingin berhenti sejenak.
Bukan, bukan berhenti sepenuhnya.
Hanya sebentar,
sebentar saja.
sebentar, untuk ia menyiapkan diri dan kembali lagi.